Gambar Gapura Klasik Kerajaan Hindu Kediri,
Model Pagar Gapura Peninggalan Kerajaan Kediri,- Tahukah anda tentang gaya
arsitektur Kerajaan kediri ??? Jika anda belum mengetahuinya anda tepat sekali
mengunjungi Tukang Gapura Kerajaan Kediri. Karena pada kesempatan kali ini akan
membahas tentang gambar gapura klasik Kerajaan Hindu Kediri secara
lengkap. Oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini. Bila mana anda hendak membuat sebuah arsitektur gaya kerajaan hindu kediri, silahkan hubungi kami:
Surya Gapura Kadhiri
Jasa Pembuatan Arsitektur Klasik (Interior & Esterior)
085.235.592.693
Dsn. Reco Putul - Ds. Gayam 05/010 - Kec. Gayam - Kab. Kediri
Gambar Gapura Klasik Kerajaan Hindu Kediri |
Jasa Pembuatan Pagar Gapura Klasik Di Nganjuk
Raja-Raja Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri yang termasyhur pernah diperintah 8
raja dari awal berdirinya sampai masa keruntuhan kerajaan ini. Dari kedelapan
raja yang pernah memerintah kerajaan ini yang sanggup membawa Kerajaan Kediri
kepada masa keemasan adalah Prabu Jayabaya, yang sangat terkenal hingga saat
ini.
Adapun 8 raja Kediri tersebut urutannya sebagai
berikut :
1. Sri Jayawarsa
Sejarah tentang raja Sri Jayawarsa ini hanya dapat
diketahui dari prasasti Sirah Keting (1104 M). Pada masa pemerintahannya
Jayawarsa memberikan hadiah kepada rakyat desa sebagai tanda penghargaan, karena
rakyat telah berjasa kepada raja. Dari prasasti itu diketahui bahwa Raja
Jayawarsa sangat besar perhatiannya terhadap masyarakat dan berupaya
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
2. Sri Bameswara
Raja Bameswara banyak meninggalkan prasasti seperti
yang ditemukan di daerah Tulung Agung dan Kertosono. Prasasti seperti yang
ditemukan itu lebih banyak memuat masalah-masalah keagamaan, sehingga sangat
baik diketahui keadaan pemerintahannya.
3. Prabu Jayabaya
Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan ketika
diperintah oleh Prabu Jayabaya. Strategi kepemimpinan Prabu Jayabaya dalam
memakmurkan rakyatnya memang sangat mengagumkan. Kerajaan yang beribu kota di Dahono Puro, bawah kaki Gunung Kelud, ini
tanahnya amat subur, sehingga segala macam tanaman tumbuh menghijau.
Rekontruksi Arsitektur Gambar Gapura Kerajaan Kediri
Hasil pertanian dan perkebunan berlimpah ruah. Di
tengah kota membelah aliran sungai Brantas. Airnya bening dan banyak hidup
aneka ragam ikan, sehingga makanan berprotein dan bergizi selalu tercukupi.
Hasil bumi itu kemudian diangkut ke kota Jenggala,
dekat Surabaya, dengan naik perahu menelusuri sungai. Roda perekonomian
berjalan lancar, sehingga Kerajaan Kediri benar-benar dapat disebut sebagai
negara yang “Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Karta Raharja”.
Prabu Jayabaya memerintah antara tahun 1130 sampai
1157 Masehi. Dukungan spiritual dan material dari Prabu Jayabaya dalam hal
hukum dan pemerintahan tidak tanggung-tanggung. Sikap merakyat dan visinya yang
jauh ke depan menjadikan Prabu Jayabaya layak dikenang sepanjang masa.
Jika rakyat kecil hingga saat ini ingat kepada beliau,
hal itu menunjukkan bahwa pada masanya berkuasa tindakan beliau yang selalu
bijaksana dan adil terhadap rakyat.
4. Sri Sarwaswera
Sejarah tentang raja ini didasarkan pada prasasti
Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161). Sebagai raja yang taat
beragama dan berbudaya, Sri Sarwaswera memegang teguh prinsip “tat wam asi”,
yang berarti “dikaulah itu, dikaulah (semua) itu, semua makhluk adalah engkau”.
Menurut Prabu Sri Sarwaswera, tujuan hidup manusia
yang terakhir adalah moksa, yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan
yang benar adalah sesuatu yang menuju arah kesatuan, sehingga segala sesuatu
yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar.
5. Sri Aryeswara
Berdasarkan prasasti Angin (1171), Sri Aryeswara
adalah raja Kediri yang memerintah sekitar tahun 1171. Nama gelar abhisekanya
ialah Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka.
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik tahta.
peninggalan sejarahnya berupa prasasti Angin, 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan
Kediri pada saat itu Ganesha. Tidak diketahui pula kapan pemerintahannya
berakhir. Raja Kediri selanjutnya berdasarkan prasasti Jaring adalah Sri
Gandra.
6. Sri Gandra
Masa pemerintahan Raja Sri Gandra (1181 M) dapat
diketahui dari prasasti Jaring, yaitu tentang penggunaan nama hewan dalam
kepangkatan seperti seperti nama gajah, kebo, dan tikus. Nama-nama tersebut
menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam istana.
7. Sri Kameswara
Masa pemerintahan Raja Sri Gandra dapat diketahui dari
Prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradhana. Pada masa pemerintahannya dari
tahun 1182 sampai 1185 Masehi, seni sastra mengalami perkembangan sangat pesat,
diantaranya Empu Dharmaja mengarang kitab Smaradhana. Bahkan pada masa
pemerintahannya juga dikeal cerita-cerita panji seperti cerita Panji Semirang.
Jasa Pembuatan Gapura Kerajaan Kediri
8. Sri Kertajaya
Berdasarkan prasasti Galunggung (1194), prasasti
Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205),
Nagarakretagama, dan Pararaton, pemerintahan Sri Kertajaya berlangsung pada
tahun 1190 hingga 1222 Masehi.
Raja Kertajaya juga dikenal dengan sebutan “Dandang
Gendis”. Selama masa pemerintahannya, kestabilan kerajaan menurun. Hal ini
disebabkan Kertajaya ingin mengurangi hak-hak kaum Brahmana.
Keadaan ini ditentang oleh kaum Brahmana. Kedudukan
kaum Brahmana di Kerajaan Kediri waktu itu semakin tidak aman. Kaum Brahmana
banyak yang lari dan minta bantuan ke Tumapel yang saat itu diperintah oleh Ken
Arok.
Mengetahui hal ini Raja Kertajaya kemudian
mempersiapkan pasukan untuk menyerang Tumapel. Sementara itu Ken Arok dengan
dukungan kaum Brahmana melakukan serangan ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu
bertemu di dekat Ganter (1222 M).
Gambar Gapura Klasik Kerajaan Hindu Kediri - Sebuah Rekontruksi Gaya Arsitektur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar